Gardamedannews.com- MEDAN- Civitas akademika, pegawai, mahasiswa dan alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan, tampaknya begitu perhatian dengan calon Rektor UIN Sumut. Buktinya, sekitar 1.115 orang ikut mengisi formulir Polling calon Rektor UIN Sumut yang digelar Litbang Gardamedannews.com mulai 1 Februari sampai 1 Maret 2023..
“ Polling sudah kita tutup pada 1 Maret pukul 12.00 Wib. Kalangan akademisi, mahasiswa dan masyarakat cukup antusias mengikutinya. Sekali lagi kami tegaskan polling ini tanpa rekayasa apapun “ kata M. Suhery Lubis, Kalitbang Gardamnedannews. Com, yang menanggungjawabi polling tersebut, Minggu (5/3/2023) siang.
Hasil akhir polling itu memang mengejutkan. Ternyata, Prof. Dr. Muhammad Ramadhan, MA paling top dan menduduki peringkat teratas dengan 299 suara, jauh meninggalkan pesaingnya, antara lain, Prof. Nurhayati (157), Prof. Iswandi (133), dan Prof. Khairuddin Nasution (120). Sedangkan Prof. Katimin yang disebut-sebut calon kuat didukung Keluarga Besar NU UIN Sumut “jeblok” hanya memperoleh 47 suara.
Dari hasil akhir polling tersebut terlihat berimbang antara yang menginginkan Rektor dari UIN Sumut dan dari luar UIN Sumut. Prof. Ramadhan dan Nurhayati berasal dari UIN Sumut sedangkan Prof. Iswandi dan Khairuddin berasal dari luar UIN Sumut. Padahal, hasil polling mayoritas menginginkan Rektor UIN Sumut berasal dari UIN Sumut.
“ Kemungkinan besar untuk nama calon Rektor, responden melihat perkembangan yang terus berubah dari waktu ke waktu, “ komentar M. Suhery Lubis.
Nama Prof. Ramadhan dari awal polling memang terus melejit. Selain berbasis di UIN Sumut, Ramadhan sering disebut-sebut sosok yang mampu menuntaskan masalah yang dihadapi UIN Sumut. Apalagi Ramadhan kerap bertangan dingin dalam menyelesaikan masalah. Mungkin inilah yang melatari responden menginginkan Ramadhan sebagai nakhoda baru di UIN Sumut.
Namun, ini adalah hasil polling yang belum tentu merupakan hasil final seperti yang diinginkan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Caumas, sebagai penentu akhir Rektor UIN Sumut. Bisa jadi, Yaqut menunjuk dan menetapkan orang yang tidak diunggulkan dalam polling. Sebab, sistem atau proses pemilihan Rektor UIN Sumut tidak berdasarkan skoring atau kemampuan sang calon, tapi hanya bertumpu pada selera dan kemauan sang Menteri. Tar