UIN Sumut Memulai Sejarah Baru

Akademik, Kampus, Mahasiswa11455 Dilihat

Gardamedannews.com- MEDAN- Memasuki usia 50 tahun, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Medan, benar-benar mengukir sejarah baru. Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Caumas, Selasa (9/5/2023) pagi, melantik Prof. Dr. Nurhayati, M.A menjadi Rektor UIN Sumut priode 2023-2027. Dengan begitu, teka-teki dan spekulasi tentang Rektor UIN Sumut, berakhir sudah.

Prof. Nurhayati adalah perempuan pertama yang menjadi Rektor di UIN Sumut. Hebatnya, dia berhasil mengalahkan 14 Profesor laki-laki yang penuh pengalaman sebagai pesaingnya. Bahkan dari 15 calon Rektor, Nurhayati termasuk berusia paling muda. Selain itu, Prof. Nurhayati adalah isteri tercinta  Prof. Nur Ahmad Fadhil Lubis (alm) yang pernah menjadi Rektor UIN Sumut.

Memang, dari awal penjaringan, banyak kalangan yang memandang sebelah mata terhadap Prof. Nurhayati. Selain dia perempuan, Prof. Nurhayati dianggap tak berpengalaman dalam memimpin institusi sebesar UIN Sumut. Tapi, dalam polling Gardamedannews.com, nama Prof. Nurhayati tetap mencuat bersama Prof. Ramadhan, Prof. Iswandi dan Prof. Khairuddin Nasution. Dan, akhirnya Menteri Agama Yaqut menjatuhkan pilihan terhadap Prof. Nurhayati.

Perempuan gigih itu, memang tak berjuang sendiri. Kabarnya, Prof. Nurhayati didukung dan disupport Pimpinan Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Sumatera Utara dalam menggapai cita-citanya itu. Maklum, Prof. Nurhayati adalah Ketua Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) NU Sumut.  Dukungan tersebut sangat wajar dan cukup beralasan. Tapi, sangat berbanding terbalik, ternyata Keluarga Besar (KB) NU UIN Sumut, konon mendukung penuh dan berjuang untuk salah seorang calon Rektor lainnya.

Terlepas dari pro kontra itu, yang pasti, Prof. Nurhayati telah mampu menunjukkan bahwa dirinya dipercaya Menteri Agama untuk memimpin UIN Sumut. Tentu saja, mulai hari ini, Prof. Nurhayati harus menyiapkan mental ekstra untuk memimpin “perahu” besar ini. Sebab, segudang masalah besar telah menanti di depan mata. Dan, ini perlu perhatian khusus dan kerja ekstra keras.

Tengoklah, sampai hari ini, serapan anggaran UIN Sumut sangat minim dan memperhatikan. Apalagi, sepanjang tahun ini, UIN Sumut tidak bisa meluncurkan program dan proyek. Kemudian, problem terdahulu yang belum mampu terselesaikan. Contohnya, masalah gedung mangkrak, Tanah Sena, Ma’had Tuntungan, Kampus Sutomo, dan akreditasi UIN Sumut.

Masalah itu memang cukup berat dan telah menjadi atensi Kementerian Agama. Karenanya, Prof. Nurhayati harus menyusun “kabinetnya” yang benar-benar tangguh dan punya misi yang terukur. Sejak Prof. Syahrin Harahap diberhentikan jadi Rektor, masalah tersebut malah mandek. Padahal, Prof. Syahrin telah menunjuk pejabat UIN Sumut untuk “mengurusi” masalah itu. Nyatanya, mereka tak mampu mencari solusinya apalagi menyelesaikannya.

Bukan mengajari ikan berenang, namun langkah tepat yang harus ditempuh Prof. Nurhayati, adalah tidak lagi mengangkat semua pejabat lama yang tak mampu menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, ini akan jadi preseden buruk bagi Prof. Nurhayati di kemudian hari. Lebih baik Prof. Nurhayati mengangkat pejabat baru yang lebih agresif dan punya semangat untuk membangun UIN Sumut. Selamat untuk Prof. Nurhayati. Tar