Prof. Syahrin Sematkan Penghargaan Tokoh Moderasi Beragama pada Edi Rahmayadi

Prof. Syahrin Sematkan Penghargaan Tokoh Moderasi Beragama pada Edi Rahmayadi
Rektor UIN Sumut Prof Syahrin dan Gubsu Edi Rahmayadi saat meresmikan Integrated Laboratory Wahdatul Ulum UIN Sumut

Gardamedannews.com- MEDAN- Sejak dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) pada 5 September 2018 lalu, Edi Rahmayadi tak pernah lepas dari pembicaraan publik Sumatera Utara. Terlepas dari kebijakannya yang kontroversial, tapi sosok Edi Rahmayadi, merupakan figur penting harmonisasi kehidupan beragama dan kehidupan antar umat beragama di Sumatera Utara.

Dari sisi ini, Raktor Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Syahrin Harahap, MA, cukup jeli dan cerdas melihat peran Edi Rahmayadi. Karen itu pula, hari ini, Selasa, 14 Juni 2022, Prof. Syahrin akan memberikan penghargaan kepada Edi Rahmayadi sebagai tokoh Moderasi Beragama di Sumatera Utara. “ Penghargaan itu cukup pantas diberikan kepada Edi Rahmayadi, “ kata Prof. Syahrin, Senin (13/6/2022) malam.

Menurut rencana, Gubsu Edi Rahmayadi akan datang ke kampus UIN Sumut di Tuntungan, Deli Serdang, untuk membuka seminar internasional tentang Moderasi Beragama. Setelah membuka acara, Rektor UIN Sumut, Prof. Syahrin, langsung memberikan penghargaan tersebut. Seminar itu merupakan salah satu program dalam menyongsong 50 tahun UIN Sumut.

Pemberian penghargaan dari Rektor UIN Sumut ini, memiliki nilai tersendiri bagi Edi Rahmayadi. Sebab, yang memberikan penghargaan adalah Rektor, yang salah satu fungsinya memang menilai dan memberikan penghargaan. Tentu, sangat berbeda jika penghargaan tersebut diberikan lembaga-lembaga tertentu.

Dalam penilaian Prof. Syahrin, sosok Edi Rahmayadi memiliki ciri khas dalam memimpin warga Sumatera Utara yang heterogen ini. Edi, dengan caranya sendiri mampu membumikan Moderasi Beragama di Sumatera Utara. “ Tak semua pemimpin memiliki gaya seperti Edi, “ certus Prof. Syahrin.

Ada cerita menarik tentang diri Edi. Dalam sejarah militernya, kata Prof. Syahrin,  Edi telah 16 kali memimpin perang. Ia sangat akrab dengan prajuritnya yang beragama Kristen. Namun, ketika masuk waktu sholat, Edi dengan tegas memerintahkan prajuritnya yang beragama Islam untuk sholat. Dan, mereka pun sholat berjamaah di pinggir sungai. “ Lihatlah, sampai saat ini, tak pernah ada gesekan umat beragama di Sumatera Utara, “.

Edi Rahmayadi mengawali kariernya sebagai tentara dengan sekolah terlebih dahulu di Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada 1985. Posisi pertama yang diembannya sebagai komandan bataliyon di Jajaran Kopasus TNI Angkatan Darat.

Sederet jabatan di dunia militer pun datang silih berganti pada dirinya. Sejak itu, ia banyak aktif di satuan Kostrad. Pria kelahiran Sabang, Aceh, 10 Maret 1961 ini pernah menjabat sebagai Dankipan B Yonif 323 Kostrad dan Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100 Bukit Barisan.

Sebelum kenaikan pangkat dan jabatan pada satuan elit ini, Edy juga bertugas di beberapa daerah di Papua. Setelah itu, ia ditarik kembali ke Kostrad dengan menjadi Panglima Divisi Infanteri Kostrad pada tahun 2014. Kariernya pun terus naik.

Tak lama kemudian, pada 2015, ia mendapat tugas sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan. Pada tahun yang sama, ia juga diminta kembali ke satuan Kostrad, namun kali ini ditunjuk sebagai orang nomor satu sebagai Panglima Kostrad. Pada 2018, Edi tampil dalam bursa pemilihan Gubsu, dan ia terpilih dengan dukungan penuh masyarakat Sumatera Utara. Tar