Gardamedannews.com- MEDAN- Menjelang pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Medan, priode 2023-2027, tampaknya “suhu” makin panas. Padahal, Sebanyak 15 Guru Besar atau Profesor yang mendaftar sebagai calon Rektor baru saja usai menyampaikan misi dan visinya di hadapan Senat Universitas, Rabu (15/2/2023).
Ada sekelompok orang yang gembor-gembor sekaligus “jualan” menyatakan calonnya akan menang karena didukung oknum petinggi Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Sumut. Dan, ada pula kelompok yang cukup yakin menang karena dukungan dari oknum-oknum di Kementerian Agama (Kemenag) Pusat.
Lucunya, ketika hal ini dikonfirmasikan Gardamedannews.com ke salah seorang pejabat di Kemenag menyebutkan, sampai saat ini Kemenag Pusat tidak ada mengarahkan atau mendukung salah satu calon pun untuk menjadi Rektor UIN Sumut. “ Tak ada itu, sampai sekarang aja berkas calon belum masuk ke Kemenag, “ kata pejabat itu.
Begitu juga PWNU Sumut. Wakil Ketua PWNU Sumut, Dr. Masdar Limbong, M.Pd menegaskan, secara kelembagaan NU Sumut tidak ada memberi dukungan kepada salah satu calon Rektor UIN Sumut. Apalagi NU Sumut kan tidak ikut memilih. “ Jangan percaya dengan berita-berita menyesatkan, “ ujar Masdar Limbong, yang juga tokoh Pers di Sumut itu, kepada Gardamedannews.com, Selasa (14/2/2023) malam melalui sambungan selluler.
Menurut Masdar, ia telah mendengar adanya berita yang menyebutkan NU Sumut mendukung Prof. Katimin. Kemudian dissukan lagi NU Sumut mendukung Prof. Nurhayati. “ Tak jelas semua itu. NU Sumut hanya mendukung siapapun yang diputuskan Kemenag, “ tegas Masdar yang juga alumni UIN Sumut. “ Soal Rektor, NU Sumut tak ikut-ikutan, “ tambahnya.
Kendati begitu, gerombolan “Germo” jabatan sudah bergrilya di UIN Sumut. “ Germo” itu dipimpin salah seorang pejabat tinggi di UIN Sumut. Seperti yang diceritakan sumber Gardamedannews.com, “germo” itu beberapa hari lalu memanggil dan berdiskusi dengan salah seorang calon Rektor
Saat pertemuan itu, sang germo “melacurkan” diri dengan meminta jabatan sebagai Wakil Rektor bila sang calon terpilih jadi Rektor. Padahal, sang calon tersebut bukan dari kelompoknya. Dengan jabatannya yang ada sekarang, sang germo meyakinkan diri bahwa ia bisa mengatur semuanya melalui Pusat.
Tragisnya, sang germo juga telah menyusun siasat licik dengan menyebar issu bahwa “pendukung” rezim lama akan dibersihkan seluruhnya. Termasuk menyebar fitnah akan memindahkan pendukung rezim lama ke luar UIN Sumut. Alasannya, rezim lama telah melakukan kesewenangan saat berkuasa. Berdasarkan ini pula, saat ini sang germo “bersafari” meyakinkan “mangsanya” yang ingin jadi pejabat di UIN Sumut agar memberi upeti untuk tambahan uang tiket pesawat. Amangoiiiii…Tar